Makna Profesional Guru dipandang dari Tiga Dimensi :
Dalam konsep barat tentang guru profesional, profesional tidak hanya diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang. Misalnya, seorang guru dikatakan profesional bila guru itu memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal profesional mengandung makna yang lebih luas dari hanya berkualtas tinggi dalam hal teknis. Profesional mempunyai makna ahli (ekspert), tanggungjawab (responsibility), baik tanggungjawab intelektual maupun tanggungjawab moral dan memiliki rasa kesejawatan.
Makna profesional dapat dipandang tiga dimensi, yaitu :
1.Ahli/Ekspert
2.Rasa otonomi dan tanggungjawab
3.Rasa kesejawatan
1. Ahli (ekspert)
Yang pertama ialah ahli dalam bidang pengetahuan yang diajarkan dan ahli dalam tugas mendidik. Seorang guru tidak saja menguasai isi pelajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu dalam menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan.
Pemahaman konsep dapat dikuasai bila guru juga memahami pesikologi belajar. Pesikologi belajar membantu guru menguasai cara membimbing subjek belajar dalam memahami konsep tentang apa yang diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik.
Ada pandangan yang mengatakan bahwa bila orang itu menguasai bidang studi maka dia akan mampu mengajarkan pengetahuan bidang itu kepada subjek didik. Pandangan lain mengatakan orang harus ahli dalam cara mengajar suatu bidang studi walaupun dia tidak ahli dalam bidang studi itu.
Pendapat ketiga beranggapan bahwa di samping harus ahli dalam cara mengajarkan dia juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik melalui bidang studi itu. Kalau guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik maka ia harus mengetahui prinsip-prinsip ilmu mendidik. Nampaknya banyak guru hanya ahli dalam bidang mengajar tetapi kurang memperhatikan dari segi-segi mendidik. Pemahaman seperti itu akan bermanfaat bagi guru sebagai pendidik.
Guru yang mampu mengajar saja dan hanya melihat pada tujuan-tujuan dan materi pelajaran belaka, mereka ini menerapkan apa yang oleh Paulo Freire disebut dengan Banking Concept. Konsep Bank menurut Paulo Freire ialah cara guru yang memandang bahwa mengajar itu seperti orang yang memasukkan uang kedalam bank. Uang di masukkan di bank dan akan mendapatkan bunga. Guru yang mengajar, murid belajar, guru menerangkan, murid mendengarkan, guru bertanya, murid menjawab. Konsep seperti itu tidak manusiawi (dehumanisasi) menurut Paulo Freire.
Padahal dalam proses belajar terjadi dialog yang ekstensial antara pendidik dan subjek didik sehingga subjek didik menemukan dirinya.
Konsep lain yang terlalu optimis terhadap pengaruh Eksternal seperti yang dikemukakan Skinner dengan apa yang disebut teknologi tingkah laku dalam bukunya Beyond Free Doom And Dignity bahwa manusia dapat direkayasa kita harus ingat bahwa manusia bukanlah sebuah manusia tetapi seorang manusia.
Pengetahuan yang diberikan adalah untuk membentuk pribadi yang utuh (holistik) kalau guru hanya ahli dan terampil saja dalam mentransfer materi pelajaran maka pada suatu saat peranan guru akan digantikan dengan media teknologi yang modern.
Guru bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik. Melalui pengajaran guru membentuk konsep berfikir, sikap jiwa dan menyentuh afeksi yang terdalan dari inti kemanusiaan subjek didik.
Kiat mengajar seperti itulah yang diartikan ahli dalam memberti pengetahuan, mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan apresiasi, sehingga inti kemanusiaan subjek didik dapat berkembang. Disitulah inti dari seorang guru yang disebut ahli dalam mengajar dan mendidik.
Guru berfungsi pemberi inspirasi. Guru membuat agar peserta didik dapat berbuat. Guru menolong agar subjek didik dapat menolong dirinya sendiri. Guru menumbuhkan prakarsa, motivasi agar subjek didik dapat mengaktialisasi dirinya sendiri. Dalam kiatan itu ungkapan Laurence J. Peter akan mengajar setiap guru untuk menatap kembali fungsinya sebagai pengajar.
Menurut Laurence J.Pater:
Guru biasa :”Mengatakan”
Guru yang baik : “Menerapkan”
Guru yang Superior :”Mendemonstrasikan”.
Guru yang hebat :”Memberi Inspirasi”
Guru dibentuk bukan hanya untuk memiliki seperangkat keterampilan teknis saja, tetapi juga memiliki kiat mendidik serta sikap profesional. Kalau demikian praktek pengalaman calon guru harus lebih lama sekurang-kurangnya satu tahun agar mereka memperoleh peningkatan dan kelengkapan profesional yang mantap dalam dunia mengajar.
2. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggung jawab
Guru yang profesional disamping ahli dalam bidang mengajar dan mendidik, ia juga memiliki otonomi dan tanggungjawab. Yang dimaksud dengan Otonomi adalah suatu sikap yang profesional disebut Mandiri. Ia memiliki otonomi atau kemandirian yang dalam mengemukakan apa yang harus dikatakan berdasarkan keahliannya. Pada awal ia belum mempunyai kebebasan atau otonomi. Ia masih belajar sebagai magang. Melalui proses belajar dan perkembangan profesi maka pada suatu saat ia akan memiliki sikap mandiri.
Pengertian bertanggung jawab menurut teori ilmu mendidik mengandung arti bahwa seseorang mampu memberi pertanggung jawaban dan kesediaan untuk diminta pertanggungjawaban. Tanggungjawab yang mengandung makna multidimensional ini, berarti tanggungjawab terhadap diri sendiri, terhadap siswa, terhadap orang tua, lingkungan sekitar, masyarakat, bangsa dan negara, sesama manusia dan akhirnya terhadap Tuhan yang maha Esa.
Dimensi-dimensi tanggung jawab ini harus dikembangkan melalui seluruh pengalaman belajar disekolah, termasuk semua bidang studi yang diajarkan. tanggung jawab punya aspek individual, sosial, etis dan relegius.
Guru pengajar menpunyai tanggungjawab intelektual. Artinya, ia secara nalar mampu mengembangkan konsep-konsep berfikir nalar dan problematis serta sistematis. Tanggungjawab juga punya aspek individu. Artinya, yang bertanggung jawab adalah orang secara pribadi. Ia berdiri sendiri sebagai pribadi yang utuh untuk mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkan keputusan itu. Ia juga harus punya kesadaran untuk dimintai tanggung jawab.
Tanggung jawab juga mengandung makna sosial, orang yang bertanggung jawab harus mampu memberi pertanggungjawaban kepada orang lain. Tanggung jawab mengandung makna etis. Maksud nya tanggungjawab itu sendiri adalah perbuatan yang baik (etis).
Tanggungjawab juga mengandung makna religius. Seseorang bertanggung jawab, ia punya tanggungjawab terhadap Tuhan yang maha esa. Setiap guru wajib melihat tugas dan panggilannya dalam konteks tanggungjawab yang sifatnya multidimensional itu.
Baca juga postingan tentang Tiga Tugas Guru yang Menyangkut Kompetensinya
3. Memiliki rasa kesejawatan
Salah satu tugas dari organisasi profesi adalah menciptakan rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Etika profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui organisasi profesi dicipkan rasa kesejawatan. Semangat korps (l’esprit de corps) dikembangkan agar harkat dan martabat guru yang dijunjung tinggi. Baik oleh korps guru sendiri maupun masyarakat pada umumnya.
Usaha meningkatkan citra guru dimasyarakat diperjuangkan melalui organisasi profesi, disamping ada rasa sejawat diantara para guru itu sendiri. Adalah ironi sejarah bila guru diharuskan memilkul tanggungjawab mendidik begitu berat, tetapi pada pihak lain penghargaan dan perlindungan terhadap jabatan tidak sesuai dengan jabatan yang dilimpahkan kepada mereka. Sebenarnya organisasi jabatan seperti PGRI atau ikatan guru bidang studi sejenis harus memperjuangkan nasibnya agar citra guru lebih dipandang sebagai profesi yang menarik.
Setelah mengetahui baik dari konsep barat maupun Islam kemampuan guru dapat dibagi ke dalam tiga bidang :
1. Kemampuan kognitif : artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan pengetahuan tentang cara penilaian hasil belajar siswa.
2. Kemampuan dalam bidang sikap : artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya siap menghargai pekerjaannya, toleransi terhadap sesama dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki kekurangannya.
3. Kemampuan prilaku (performance) : artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan dan berperilaku, yaitu keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran dan bergaul atau berkomunikasi dengan siswa.
A.Kesimpulan
Dari banyaknya bahasan yang kami bahas maka dapat kami simpulkan beberapa point yang menjadi inti dari bahasan kami.
Definisi dari kata profesi ialah suatu bidang pekerjaan yang mana seseorang harus mempunyai suatu keahlian yang mumpuni dibidangnya, atau suatu pekerjaan yang membutuhkan kelanjutan ke jejang yang lebih tinggi dan tidah bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Dari kata profesi, kami akan mengembangkan tentang arti dari guru sebagi profesi adalah suatu pekerjaan pekerjaan keguruan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien.
Sedangkan guru yang profesional itu mensyaratkan orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi yang mendukung dengan profesi keguruannya.
Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat!
Baca juga postingan tentang Tiga Tugas Guru yang Menyangkut Kompetensinya
Dalam konsep barat tentang guru profesional, profesional tidak hanya diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang. Misalnya, seorang guru dikatakan profesional bila guru itu memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal profesional mengandung makna yang lebih luas dari hanya berkualtas tinggi dalam hal teknis. Profesional mempunyai makna ahli (ekspert), tanggungjawab (responsibility), baik tanggungjawab intelektual maupun tanggungjawab moral dan memiliki rasa kesejawatan.
Makna profesional dapat dipandang tiga dimensi, yaitu :
1.Ahli/Ekspert
2.Rasa otonomi dan tanggungjawab
3.Rasa kesejawatan
1. Ahli (ekspert)
Yang pertama ialah ahli dalam bidang pengetahuan yang diajarkan dan ahli dalam tugas mendidik. Seorang guru tidak saja menguasai isi pelajaran yang diajarkan, tetapi juga mampu dalam menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan.
Pemahaman konsep dapat dikuasai bila guru juga memahami pesikologi belajar. Pesikologi belajar membantu guru menguasai cara membimbing subjek belajar dalam memahami konsep tentang apa yang diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik.
Ada pandangan yang mengatakan bahwa bila orang itu menguasai bidang studi maka dia akan mampu mengajarkan pengetahuan bidang itu kepada subjek didik. Pandangan lain mengatakan orang harus ahli dalam cara mengajar suatu bidang studi walaupun dia tidak ahli dalam bidang studi itu.
Pendapat ketiga beranggapan bahwa di samping harus ahli dalam cara mengajarkan dia juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik melalui bidang studi itu. Kalau guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan didik maka ia harus mengetahui prinsip-prinsip ilmu mendidik. Nampaknya banyak guru hanya ahli dalam bidang mengajar tetapi kurang memperhatikan dari segi-segi mendidik. Pemahaman seperti itu akan bermanfaat bagi guru sebagai pendidik.
Guru yang mampu mengajar saja dan hanya melihat pada tujuan-tujuan dan materi pelajaran belaka, mereka ini menerapkan apa yang oleh Paulo Freire disebut dengan Banking Concept. Konsep Bank menurut Paulo Freire ialah cara guru yang memandang bahwa mengajar itu seperti orang yang memasukkan uang kedalam bank. Uang di masukkan di bank dan akan mendapatkan bunga. Guru yang mengajar, murid belajar, guru menerangkan, murid mendengarkan, guru bertanya, murid menjawab. Konsep seperti itu tidak manusiawi (dehumanisasi) menurut Paulo Freire.
Padahal dalam proses belajar terjadi dialog yang ekstensial antara pendidik dan subjek didik sehingga subjek didik menemukan dirinya.
Konsep lain yang terlalu optimis terhadap pengaruh Eksternal seperti yang dikemukakan Skinner dengan apa yang disebut teknologi tingkah laku dalam bukunya Beyond Free Doom And Dignity bahwa manusia dapat direkayasa kita harus ingat bahwa manusia bukanlah sebuah manusia tetapi seorang manusia.
Pengetahuan yang diberikan adalah untuk membentuk pribadi yang utuh (holistik) kalau guru hanya ahli dan terampil saja dalam mentransfer materi pelajaran maka pada suatu saat peranan guru akan digantikan dengan media teknologi yang modern.
Guru bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik. Melalui pengajaran guru membentuk konsep berfikir, sikap jiwa dan menyentuh afeksi yang terdalan dari inti kemanusiaan subjek didik.
Kiat mengajar seperti itulah yang diartikan ahli dalam memberti pengetahuan, mengembangkan pengetahuan dan menumbuhkan apresiasi, sehingga inti kemanusiaan subjek didik dapat berkembang. Disitulah inti dari seorang guru yang disebut ahli dalam mengajar dan mendidik.
Guru berfungsi pemberi inspirasi. Guru membuat agar peserta didik dapat berbuat. Guru menolong agar subjek didik dapat menolong dirinya sendiri. Guru menumbuhkan prakarsa, motivasi agar subjek didik dapat mengaktialisasi dirinya sendiri. Dalam kiatan itu ungkapan Laurence J. Peter akan mengajar setiap guru untuk menatap kembali fungsinya sebagai pengajar.
Menurut Laurence J.Pater:
Guru biasa :”Mengatakan”
Guru yang baik : “Menerapkan”
Guru yang Superior :”Mendemonstrasikan”.
Guru yang hebat :”Memberi Inspirasi”
Guru dibentuk bukan hanya untuk memiliki seperangkat keterampilan teknis saja, tetapi juga memiliki kiat mendidik serta sikap profesional. Kalau demikian praktek pengalaman calon guru harus lebih lama sekurang-kurangnya satu tahun agar mereka memperoleh peningkatan dan kelengkapan profesional yang mantap dalam dunia mengajar.
2. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggung jawab
Guru yang profesional disamping ahli dalam bidang mengajar dan mendidik, ia juga memiliki otonomi dan tanggungjawab. Yang dimaksud dengan Otonomi adalah suatu sikap yang profesional disebut Mandiri. Ia memiliki otonomi atau kemandirian yang dalam mengemukakan apa yang harus dikatakan berdasarkan keahliannya. Pada awal ia belum mempunyai kebebasan atau otonomi. Ia masih belajar sebagai magang. Melalui proses belajar dan perkembangan profesi maka pada suatu saat ia akan memiliki sikap mandiri.
Pengertian bertanggung jawab menurut teori ilmu mendidik mengandung arti bahwa seseorang mampu memberi pertanggung jawaban dan kesediaan untuk diminta pertanggungjawaban. Tanggungjawab yang mengandung makna multidimensional ini, berarti tanggungjawab terhadap diri sendiri, terhadap siswa, terhadap orang tua, lingkungan sekitar, masyarakat, bangsa dan negara, sesama manusia dan akhirnya terhadap Tuhan yang maha Esa.
Dimensi-dimensi tanggung jawab ini harus dikembangkan melalui seluruh pengalaman belajar disekolah, termasuk semua bidang studi yang diajarkan. tanggung jawab punya aspek individual, sosial, etis dan relegius.
Guru pengajar menpunyai tanggungjawab intelektual. Artinya, ia secara nalar mampu mengembangkan konsep-konsep berfikir nalar dan problematis serta sistematis. Tanggungjawab juga punya aspek individu. Artinya, yang bertanggung jawab adalah orang secara pribadi. Ia berdiri sendiri sebagai pribadi yang utuh untuk mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkan keputusan itu. Ia juga harus punya kesadaran untuk dimintai tanggung jawab.
Tanggung jawab juga mengandung makna sosial, orang yang bertanggung jawab harus mampu memberi pertanggungjawaban kepada orang lain. Tanggung jawab mengandung makna etis. Maksud nya tanggungjawab itu sendiri adalah perbuatan yang baik (etis).
Tanggungjawab juga mengandung makna religius. Seseorang bertanggung jawab, ia punya tanggungjawab terhadap Tuhan yang maha esa. Setiap guru wajib melihat tugas dan panggilannya dalam konteks tanggungjawab yang sifatnya multidimensional itu.
Baca juga postingan tentang Tiga Tugas Guru yang Menyangkut Kompetensinya
3. Memiliki rasa kesejawatan
Salah satu tugas dari organisasi profesi adalah menciptakan rasa kesejawatan sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Etika profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi. Melalui organisasi profesi dicipkan rasa kesejawatan. Semangat korps (l’esprit de corps) dikembangkan agar harkat dan martabat guru yang dijunjung tinggi. Baik oleh korps guru sendiri maupun masyarakat pada umumnya.
Usaha meningkatkan citra guru dimasyarakat diperjuangkan melalui organisasi profesi, disamping ada rasa sejawat diantara para guru itu sendiri. Adalah ironi sejarah bila guru diharuskan memilkul tanggungjawab mendidik begitu berat, tetapi pada pihak lain penghargaan dan perlindungan terhadap jabatan tidak sesuai dengan jabatan yang dilimpahkan kepada mereka. Sebenarnya organisasi jabatan seperti PGRI atau ikatan guru bidang studi sejenis harus memperjuangkan nasibnya agar citra guru lebih dipandang sebagai profesi yang menarik.
Setelah mengetahui baik dari konsep barat maupun Islam kemampuan guru dapat dibagi ke dalam tiga bidang :
1. Kemampuan kognitif : artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar dan pengetahuan tentang cara penilaian hasil belajar siswa.
2. Kemampuan dalam bidang sikap : artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya siap menghargai pekerjaannya, toleransi terhadap sesama dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki kekurangannya.
3. Kemampuan prilaku (performance) : artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan dan berperilaku, yaitu keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran dan bergaul atau berkomunikasi dengan siswa.
A.Kesimpulan
Dari banyaknya bahasan yang kami bahas maka dapat kami simpulkan beberapa point yang menjadi inti dari bahasan kami.
Definisi dari kata profesi ialah suatu bidang pekerjaan yang mana seseorang harus mempunyai suatu keahlian yang mumpuni dibidangnya, atau suatu pekerjaan yang membutuhkan kelanjutan ke jejang yang lebih tinggi dan tidah bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Dari kata profesi, kami akan mengembangkan tentang arti dari guru sebagi profesi adalah suatu pekerjaan pekerjaan keguruan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien.
Sedangkan guru yang profesional itu mensyaratkan orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi yang mendukung dengan profesi keguruannya.
Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat!
Baca juga postingan tentang Tiga Tugas Guru yang Menyangkut Kompetensinya
EmoticonEmoticon