Peninggalan Kerajaan Aceh
Sedikitnya ada 9 peninggalan kerajaan Aceh yang dapat menjadi bukti eksistensi kerajaan Islam ini di masa silam. Kesembilan peninggalan sejarah tersebut ada yang berupa bangunan, ada pula yang berupa benda arsitektur. Berikut ini gambar dan penjelasan dari masing-masingnya.
1. Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman adalah masjid peninggalan kerajaan Aceh yang dibangun pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda di tahun 1612 Masehi. Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini pernah dibakar oleh Belanda pada saat agresi militer Belanda 2. Namun, untuk meredam amarah para pejuang Aceh, Belanda kemudian membangunnya kembali setelah selang 4 tahun. Saat tsunami yang menimpa Aceh di tahun 2004, masjid ini juga menjadi pelindung bagi masyarakat Aceh dari hempasan gelombang laut.
2. Taman Sari Gunongan
Taman Sari Gunongan adalah sebuah taman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Taman tersebut adalah suatu bentuk hadiah yang diberikan Sultan kepada Putri Boyongan dari Kerajaan Pahang yang sangat dikaguminya. Peninggalan kerajaan Aceh ini sekarang menjadi salah satu objek wisata sejarah yang sering dikunjungi masyarakat Aceh ketika akhir pekan tiba.
3. Masjid Indrapuri
Masjid Indrapuri adalah sebuah masjid tua yang dahulunya merupakan benteng kerajaan Hindu yang berkuasa atas tanah Aceh, yaitu Kerajaan Lamuri. Pada sekitar tahun 1300 Masehi, pengaruh Islam yang masuk ke Aceh membuat benteng ini kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah masjid. Alih fungsi tersebut dilakukan pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Adapun keunikan dari masjid ini terletak pada bangunannya yang berbentuk persegi sama sisi.
4. Benteng Indra Prata
Peninggalan Kerajaan Aceh selanjutnya adalah sebuah benteng yang terletak di pesisir pantai Aceh. Benteng ini sebetulnya dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yakni kerajaan Hindu yang menguasai Aceh sebelum adanya pengaruh Islam. Namun, karena fungsinya yang cukup vital bagi pertahanan laut, Sultan Iskandar Muda tidak berniat menghancurkan atau mengalihkan fungsinya. Beliau justru tetap menjaga bangunan ini sehingga tetap lestari sampai sekarang.
Pada masa penjajahan Portugis, benteng ini juga menjadi saksi pertempuran pasukan yang dipimpin Laksamana Malahayati dengan penjajah Portugis yang datang menyerang Aceh. Laksamana Malahayati sendiri adalah laksamana perempuan kerajaan Aceh yang juga menjadi laksamana perempuan pertama di dunia.
5. Pinto Khop
Pintu khop adalah bangunan peninggalan kerajaan Aceh yang dahulunya difungsikan sebagai pintu masuk menuju taman Putroe Phang. Pintu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini terletak di Kelurahan Suka Ramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Yang unik dari bangunan ini adalah bentuk atapnya yang menyerupai kubah. Di dalamnya juga terdapat tempat beristirahat yang dulunya digunakan oleh Putri Pahang ketika selesai berenang. Letak pintu ini pun tidak jauh dari Taman Sari Gunongan.
6. Meriam Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh juga meninggalkan beberapa senjata bersejarah, yang salah satunya adalah meriam yang kini terdapat di pelataran benteng Indra Prata. Meriam tempur ini diketahui adalah hasil buatan masyarakat Aceh sendiri. Pada masa pemerintahan Sultan Salim II atas Kerajaan Turki Usmani, sultan Aceh meminta pengiriman teknis senjata dari Kesultanan Turki agar diajarkan cara membuat meriam dari kuningan. Meriam-meriam inilah hasilnya.
7. Makam Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda adalah pemimpin kerajaan Aceh yang paling tersohor. Di bawah kepemimpinannya, Aceh mengalami masa-masa kejayaan. Tak heran bila kemudian, ketika wafat, Sang Sultan dimakamkan dengan cara yang istimewa. Makam Sultan dihiasi dengan kaligrafi pada batu nisannya yang terbuat dari marmer. Makam ini juga dianggap sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Aceh.
8. Uang Emas
Kerajaan Aceh memiliki posisi yang sangat Strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pedagang dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Aceh untuk melakukan aktivitas jual beli. Untuk mendukung aktivitas tersebut, kerajaan Aceh kemudian membuat mata uangnya sendiri yang disebut Dirham Aceh.
Dirham Aceh adalah uang logam yang terbuat dari 70% emas murni yang dilengkapi nama sultan yang berkuasa pada cetakannya. Uang kuno ini sekarang banyak diburu oleh para kolektor numismatik. Beberapa di antaranya tersimpan rapi di dalam etalase Museum Aceh.
9. Hikayat Prang Sabi
Hikayat Prang Sabi adalah sebuah karya sastra yang berisi tentang petuah, nasehat, ajakan, dan seruan bagi seluruh masyarakat Aceh untuk berjihad melawan para penjajah dan menegakan agama Alloh di bumi Rencong. Hikayat Prang Sabi yang asli tercatat dalam sebuah kitab kuno yang kini disimpan di Museum Aceh.
Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :
Sedikitnya ada 9 peninggalan kerajaan Aceh yang dapat menjadi bukti eksistensi kerajaan Islam ini di masa silam. Kesembilan peninggalan sejarah tersebut ada yang berupa bangunan, ada pula yang berupa benda arsitektur. Berikut ini gambar dan penjelasan dari masing-masingnya.
1. Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman adalah masjid peninggalan kerajaan Aceh yang dibangun pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda di tahun 1612 Masehi. Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini pernah dibakar oleh Belanda pada saat agresi militer Belanda 2. Namun, untuk meredam amarah para pejuang Aceh, Belanda kemudian membangunnya kembali setelah selang 4 tahun. Saat tsunami yang menimpa Aceh di tahun 2004, masjid ini juga menjadi pelindung bagi masyarakat Aceh dari hempasan gelombang laut.
2. Taman Sari Gunongan
Taman Sari Gunongan adalah sebuah taman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Taman tersebut adalah suatu bentuk hadiah yang diberikan Sultan kepada Putri Boyongan dari Kerajaan Pahang yang sangat dikaguminya. Peninggalan kerajaan Aceh ini sekarang menjadi salah satu objek wisata sejarah yang sering dikunjungi masyarakat Aceh ketika akhir pekan tiba.
3. Masjid Indrapuri
Masjid Indrapuri adalah sebuah masjid tua yang dahulunya merupakan benteng kerajaan Hindu yang berkuasa atas tanah Aceh, yaitu Kerajaan Lamuri. Pada sekitar tahun 1300 Masehi, pengaruh Islam yang masuk ke Aceh membuat benteng ini kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah masjid. Alih fungsi tersebut dilakukan pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Adapun keunikan dari masjid ini terletak pada bangunannya yang berbentuk persegi sama sisi.
4. Benteng Indra Prata
Peninggalan Kerajaan Aceh selanjutnya adalah sebuah benteng yang terletak di pesisir pantai Aceh. Benteng ini sebetulnya dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yakni kerajaan Hindu yang menguasai Aceh sebelum adanya pengaruh Islam. Namun, karena fungsinya yang cukup vital bagi pertahanan laut, Sultan Iskandar Muda tidak berniat menghancurkan atau mengalihkan fungsinya. Beliau justru tetap menjaga bangunan ini sehingga tetap lestari sampai sekarang.
Pada masa penjajahan Portugis, benteng ini juga menjadi saksi pertempuran pasukan yang dipimpin Laksamana Malahayati dengan penjajah Portugis yang datang menyerang Aceh. Laksamana Malahayati sendiri adalah laksamana perempuan kerajaan Aceh yang juga menjadi laksamana perempuan pertama di dunia.
5. Pinto Khop
Pintu khop adalah bangunan peninggalan kerajaan Aceh yang dahulunya difungsikan sebagai pintu masuk menuju taman Putroe Phang. Pintu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini terletak di Kelurahan Suka Ramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Yang unik dari bangunan ini adalah bentuk atapnya yang menyerupai kubah. Di dalamnya juga terdapat tempat beristirahat yang dulunya digunakan oleh Putri Pahang ketika selesai berenang. Letak pintu ini pun tidak jauh dari Taman Sari Gunongan.
6. Meriam Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh juga meninggalkan beberapa senjata bersejarah, yang salah satunya adalah meriam yang kini terdapat di pelataran benteng Indra Prata. Meriam tempur ini diketahui adalah hasil buatan masyarakat Aceh sendiri. Pada masa pemerintahan Sultan Salim II atas Kerajaan Turki Usmani, sultan Aceh meminta pengiriman teknis senjata dari Kesultanan Turki agar diajarkan cara membuat meriam dari kuningan. Meriam-meriam inilah hasilnya.
7. Makam Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda adalah pemimpin kerajaan Aceh yang paling tersohor. Di bawah kepemimpinannya, Aceh mengalami masa-masa kejayaan. Tak heran bila kemudian, ketika wafat, Sang Sultan dimakamkan dengan cara yang istimewa. Makam Sultan dihiasi dengan kaligrafi pada batu nisannya yang terbuat dari marmer. Makam ini juga dianggap sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Aceh.
8. Uang Emas
Kerajaan Aceh memiliki posisi yang sangat Strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pedagang dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Aceh untuk melakukan aktivitas jual beli. Untuk mendukung aktivitas tersebut, kerajaan Aceh kemudian membuat mata uangnya sendiri yang disebut Dirham Aceh.
Dirham Aceh adalah uang logam yang terbuat dari 70% emas murni yang dilengkapi nama sultan yang berkuasa pada cetakannya. Uang kuno ini sekarang banyak diburu oleh para kolektor numismatik. Beberapa di antaranya tersimpan rapi di dalam etalase Museum Aceh.
9. Hikayat Prang Sabi
Hikayat Prang Sabi adalah sebuah karya sastra yang berisi tentang petuah, nasehat, ajakan, dan seruan bagi seluruh masyarakat Aceh untuk berjihad melawan para penjajah dan menegakan agama Alloh di bumi Rencong. Hikayat Prang Sabi yang asli tercatat dalam sebuah kitab kuno yang kini disimpan di Museum Aceh.
Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :
EmoticonEmoticon