Minggu, 10 September 2017

Soal Materi Sekolah Kumpulan-kumpulan Puisi Tentang Ibu

Tags


Kumpulan-kumpulan Puisi Tentang Ibu
Nama                    : Ziva Aulia Zulkarnain
Kelas                     : V-A
SD                           : SDN Lubang Buaya 04 Pagi
Judul Puisi           :  Ibuku Sang Pahlawan Bagiku



Ibuku Sang Pahlawan Bagiku

Oh Ibu…
Engkau Selalu ada untukku
Menemaniku dalam suka duka
Menemani hari- hari ceriaku
Selalu Sabar dalam nakalku

Oh Ibu…
Enkau selalu mengajariku
Membimbingku ke jalan yang benar
Kau ajari Akhlak mulia padaKu
Kau panjatkan Doa baik untukku

Oh Ibu…
Engkau bagai pahlawan bagiku
Engkau petarung hebat bagiku
Kau tak lelah melindungiku
Menjaga,merawat dan mengasihiku




Nama                    : Anisa Probosini
Kelas                     : V-A
SD                           : SDN Lubang Buaya 04 Pagi
Judul Puisi           :  Mama kau inspirasiku

Mama kau inspirasiku

Mama….
Engkaulah inspirasiku
Engkaulah sumber spiritku
Kau selalu memberiku petunjuk
Petunjuk hidup berakhlak mulia

Mama….
Engkaulah pemberi sihir bagiku
Kau bagaikan malaikat tak bersayap
Selalu melindungiku dan menjagaku
Di hari-hari ceria yang Kujalani

Mama….
Terima kasih atas kasih sayangmu
Terima kasih atas perjuanganmu
Terima kasih atas segalanya
Tak terbalas budi jasamu
Seluruh hidupmu menjadi inspirasi bagiku



Nama                    : Fadya Melisa Putri
Kelas                     : V-A
SD                           : SDN Lubang Buaya 04 Pagi
Judul Puisi           :  Ibuku Sumber Cahaya

Ibuku Sumber Cahaya

Ibu oh Ibu….
Kau Wanita sumber cahaya
Hatimu memancarkan kasih sayang
Tergurat dalam segala doa-doa yang kau panjatkan
Harapan asa baik kau ucapkan untukku

Ibu oh ibu….
Kau berjalan dengan cinta
Menerjang aral rintangan dengan suka cita
Tak lelah walau menghitam kantung mata
Kau rawat, bimbing diriku dan selalu terjaga

Ibu oh ibu….
Hanya kata terima kasih yang dapat kuberi
Karna kutau jasamu tak kan terbalas
Akan tetap kujaga petuahmu
Kan kujalani perintah-perintahmu
Hari harimu menjadi sumber cahaya bagi jiwaku
 

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :

Minggu, 27 Agustus 2017

Soal Materi Sekolah Kliping Lengkap dengan Gambar Peninggalan Kerajaan Demak

Peninggalan Kerajaan Demak
Bukti keberadaan Kerajaan Demak dimasa silam sudah cukup banyak ditemukan. Sebagian di antaranya ada yang berupa bangunan dan sebagian lainnya berupa properti unik yang bernuansa Islam nusantara. Peninggalan Kerajaan Demak tersebut di antaranya Masjid Agung Demak, Pintu Bledeg, Soko Guru, Bedug dan kentongan, situs kolam Wudhu, almaksurah, dan makam dari Sunan Kalijogo.

1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak adalah sebuah masjid peninggalan kerajaan Demak yang dibangun pada tahun 1479 Masehi. Meski berumur hampir 6 abad lamanya, hingga kini masjid ini tetap berdiri kokoh dengan adanya renovasi yang dilakukan beberapa kali. Lebih dari sekedar peninggalan sejarah, Masjid Agung Demak juga telah menjadi bukti nyata bahwa Demak memang pernah menjadi pusat pengajaran dan syiar Islam di masa silam.

2. Pintu Bledek


Pintu petir adalah sebuah pintu berpahat yang dibuat pada tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Sesuai namanya, yang berarti Pintu Petir, menurut beberapa cerita disebutkan bahwa pintu bledek dibuat Ki Ageng Selo dari petir yang menyambarnya menggunakan kekuatan supranatural. Dahulunya, pintu peninggalan kerajaan Demak ini digunakan sebagai pintu masuk utama ke dalam Masjid Agung Demak. Hanya saja kondisinya yang sudah mulai rusak, pintu ini kemudian dimusiumkan dan disimpan di dalam Masjid Agung Demak.

3. Soko Tatal dan Soko Guru

Soko Guru adalah tiang penyangga Masjid Agung Demak yang terbuat dari kayu berdiameter 1 meter. Jumlah soko guru masjid Agung Demak ada 4 dan semuanya dibuat oleh Sunan Kalijogo. Menurut cerita, ketika sunan baru selesai membuat 3 soko guru, Masjid Agung Demak sudah berdiri dan telah masuk dalam tahap pemasangan atap. Oleh karena itu, karena terburu-buru, Sunan Kalijogo kemudian mengumpulkan tatal (kulit kayu dan sisa pahatan) dari 3 soko guru lainnya untuk dijadikan satu soko baru menggunakan kekuatan spiritual yang dimilikinya. Oleh karena itu, soko guru tersebut dinamai dengan istilah soko Tatal.

4. Bedug dan Kentongan

Bedug dan kentongan dahulunya adalah alat yang digunakan untuk memanggil masyarakat sekitar masjid ketika masuk waktu sholat. Di Masjid Agung Demak, kedua alat ini juga ditemukan. Uniknya, kentongan peninggalan kerajaan Demak yang ditemukan dalam masjid agung Demak memiliki bentuk seperti tapal kuda. Bentuk seperti ini memiliki filosofi yaitu bila kentongan dipukul maka masyarakat sekitar masjid sebisa mungkin harus segera datang untuk melaksanakan sholat.
5. Situs Kolam Wudlu

Situs kolam wudhu juga berada di sekitar halaman masjid Agung Demak. Situs ini dahulunya digunakan sebagai tempat wudhu bagi para musyafir dan santri yang hendak menunaikan sholat. Kendati begitu, saat ini situs peninggalan Kerajaan Demak ini sudah tidak digunakan lagi.

6. Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari 9 sunan wali songo yang melakukan dakwah di sekitar Jawa di masa silam. Sunan ini meninggal pada tahun 1520 dan dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat Kota Demak. Makam sang sunan kini juga menjadi situs yang kerap dikunjungi peziarah dan wisatawan sebagai salah satu bukti peninggalan kerajaan Demak.

7. Maksurah

Maksurah adalah ukiran kaligrafi ayat Al Qur an yang menjadi interior dinding masjid Agung Demak. Maksurah ini dibuat pada masa kekuasaan Aryo Purbaningrat sebagai adipati demak pada tahun 1866. Secara umum, kaligrafi ini berisi tentang keesaan Alloh.


8. Dampar Kencana
Dampar kencana adalah singgasana para Sultan Demak pada masa silam yang kemudian dialihfungsikan menjadi mimbar khutbah di Masjid Agung Demak. Mimbar ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dan disimpan di dalam museum masjid untuk menjaganya dari kerusakan.

9. Piring Campa


Piring Campa adalah piring porselen berjumlah 65 buah yang kini terpasang di dinding masjid agung Demak. Sesuai namanya, piring ini adalah pemberian dari putri dari Campa yang tidak lain adalah ibu dari Raden Patah, pendiri kerajaan Demak.

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :

Soal Materi Sekolah Kliping Lengkap dengan Gambar Peninggalan sejarah kerajaan Banten

Peninggalan Kerajaan Banten
Sedikitnya kami telah merangkum adanya 7 peninggalan kerajaan Banten yang hingga kini masih dapat ditemui jejaknya. Ketujuh peninggalan sejarah tersebut di antaranya Masjid Agung Banten, Keraton Kiabon, Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Vihara Avalokitesvara, dan Meriam Ki Amuk.

1. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten adalah masjid peninggalan kerajaan Banten yang hingga kini masih berdiri kokoh dan dapat ditemukan di Desa Banten Lama, Kasemen. Keberadaan masjid ini cukup membuktikan bahwa dulunya Banten pernah menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa.

Masjid Agung Banten didirikan pada tahun 1652 atau tepat pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin. Arsitekturnya yang unik dan keberadaan mercusuar yang atapnya mirip pagoda China membuat masjid ini menjadi salah satu masjid terunik yang ada di Indonesia. Selain itu, masjid ini juga merupakan salah satu di antara masjid tertua di Indonesia yang cukup banyak didatangi para wisatawan hingga saat ini.

2. Istana Keraton Kaibon

Peninggalan kerajaan Banten selanjutnya adalah sebuah bangunan istana yang bernama Keraton Kaibon. Bangunan ini dulunya adalah tempat tinggal Bunda Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syaifudin. Namun ketika terjadi bentrok antara pasukan kerajaan Banten dan pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1832, keraton ini kemudian menjadi hancur. Hingga kini kita hanya dapat melihat pondasi dan puing-puing dari bangunan ini.

3. Istana Keraton Surosowan

Selain keraton Kaibon, ada pula bentuk peninggalan kerajaan Banten lainnya yang berupa bangunan istana, yaitu Keraton Surosowan. Keraton ini dahulunya digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, sekaligus sebagai pusat pemerintahan kesultanan Banten.

Kendati demikian, nasib istana yang dibangun di tahun 1552 ini juga hampir sama dengan Keraton Kaibon. Saat ini kita juga hanya bisa melihat pondasi dan sisa-sisa reruntuhannya saja bersama sebuah kolam pemandian yang dulunya digunakan para putri kerajaan.

4. Benteng Speelwijk

Sebagai kerajaan yang menguasai jalur laut, Kerajaan Banten di masa silam membangun beberapa benteng sebagai penyokong pertahanan maritimnya. Salah satu yang saat ini masih ada adalah benteng Speelwijk.

Benteng peninggalan kerajaan Banten ini dibangun pada tahun 1585 sebagai pertahanan serangan laut. Benteng yang tingginya 3 meter ini juga memiliki mercusuar di bagian atasnya untuk mengawasi aktivitas pelabuhan dan pelayaran Selat Sunda di masa lalu.  Adapun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata di bawah tanah benteng ini terdapat sebuah terowongan yang menghubungkan benteng dengan Keraton Surosowan. Terowongan tersebut kemungkinan diperuntukan sebagai pelarian Sultan dan keluarganya saat ada keadaan darurat.

5. Danau Tasikardi

Kerajaan Banten juga memiliki peninggalan berupa sebuah danau buatan yang dulunya bernama Danau Tasikardi. Danau ini dibuat pada tahun 1570 sampai 1580, tepat pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf. Dahulu luas danau ini 5 hektare, namun, kini menyusut karena pengaruh sedimentasi tanah yang terbawa sungai. Danau Tasikardi pada saat itu adalah sumber air utama yang menyuplai kebutuhan air bagi keluarga kerajaan di istana. Tak heran bila di bagian dasarnya, danau ini dilapisi dengan lapisan batu bata. Kini, danau ini sudah kurang terawat karena minimnya perhatian dari pemerintah setempat.

6. Vihara Avalokitesvara

Meski kesultanan Banten bercorak islam, namun kita ternyata bisa menemukan bangunan rumah ibadah agama Budha sebagai salah satu peninggalan sejarahnya. Bangunan bernama Vihara Avalokitesvara ini menunjukan bahwa nilai-nilai toleransi yang tinggi telah hidup di dalam pergaulan sosial masyarakat Banten kala itu. Seperti peninggalan kerajaan Banten lainnya, vihara ini juga kerap dikunjungi para wisatawan. Keunikan arsitektur pada dinding bangunan yang dilengkapi dengan sebuah relief legenda siluman ular putih adalah daya tarik tersendiri yang menjadi ciri khas dan keunikan bangunan ini.

7. Meriam Ki Amuk


Benteng Speelwijk yang berfungsi sebagai pertahanan maritim tentu akan dilengkapi dengan senjata jarak jauh seperti meriam. Nah, di antara beberapa meriam tersebut, ada sebuah meriam yang ukurannya paling besar. Meriam ini bernama meriam ki Amuk. Dinamai demikian, karena meriam ini konon memiliki daya tembak yang sangat jauh dan daya ledak yang sangat besar. Meriam ini diperoleh dari hasil rampasan kerajaan Banten terhadap Belanda pada masa perang dulu.

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :

Soal Materi Sekolah Kliping Lengkap dengan Gambarnya Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Sedikitnya terdapat 6 peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang dapat menjadi bukti keberadaan kerajaan ini dimasa silam. keenam peninggalan tersebut antara lain lonceng Cakra Donya, hikayat raja raja Pasai, Dirham Pasai, stempel kerajaan, surat yang dikirim Sultan Zainal Abidin serta makam-makam kuno dari raja dan pembesar kerajaan.
1. Cakra Donya



Cakra Donya adalah sebuah lonceng unik peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang diberikan oleh Kaisar China di pertengahan abad ke 15 Masehi. Lonceng yang dibuat pada tahun 1409 Masehi ini dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dalam pelayarannya ke Nusantara dan diberikan kepada Raja Pasai saat itu sebagai lambang persahabatan Kerajaan China.

Cakra Donya dahulunya diletakan di kompleks istana Sultan Aceh, tepatnya di dekat Masjid Raya Baiturrahman. Namun, untuk menjaga kelestariannya, ia kemudian dipindahkan ke halaman Museum Aceh pada tahun 1915 Masehi.

2. Peninggalan berupa makam




Peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang berupa makam adalah peninggalan tertua yang menjadi bukti awal perkiraan masuknya Islam ke Indonesia. Ada banyak peninggalan makam yang dapat kita temukan sebagai bukti eksistensi kerajaan Islam pertama ini di masa silam, di antaranya makam sultan Muhammad Malik Al Zhir, Makam Tengku Sidi Abdullah Tajul Nillah, Makam Teuingku Peuet Ploh Peuet, Makam Ratu AL Aqla, dan banyak makam khas Islam lainnya.

3. Hikayat raja-raja Pasai





Hikayat raja raja Pasai adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Melayu yang mengisahkan bagaimana kondisi keadaan kerajaan Islam Pertama di Indonesia ini. menurut sejarahwan Belanda, Dr Russel Jones, hikayat yang ditemukan saat diperkirakan berasal dari abad 14 Masehi.

4. Dirham Pasai



Dalam urusan ekonomi, kerajaan Samudera Pasai yang menjadi pusat perdagangan di masa silam juga mengeluarkan mata uangnya sendiri. Mata uang dirham digunakan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al Zahir sebagai alat pembayaran yang syah pada masa itu. Mata uang yang terbuat dari 70% emas murni 18 karat dengan diameter 10 mm dan berat 0,6 gram ini diperkirakan sebagai salah satu mata uang tertua yang digunakan di Asia Tenggara.

5. Stempel kerajaan Samudra Pasai



Pada beberapa tahun silam, ditemukan pula sebuah benda yang diperkirakan merupakan stempel peninggalan Kerajaan Samudera Pasai. Benda berbentuk seperti stampel ini ditemukan di desa Kuta Krueng, Kec. Samudera, Kab Aceh Utara. Setelah di teliti, benda tersebut memang asli dan diyakini merupakan stempel milik Sultan Muhammad Malikul Zahir yang digunakan kesultanan dalam hal surat menyurat.

6. Surat Sultan Zainal Abidin


Peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang terakhir adalah surat kuno yang dikirimkan Sultan Zainal Abidin pada tahun 923 H kepada Kapitan Moran. Surat kuno yang berisi tulisan tangan Sang Sultan ini sekarang dapat ditemukan di Museum Aceh dengan kondisi yang cukup baik.

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :

Jumat, 25 Agustus 2017

Soal Materi Sekolah Kliping Lengkap dengan Gambar Peninggalan Kerajaan Aceh

Peninggalan Kerajaan Aceh
Sedikitnya ada 9 peninggalan kerajaan Aceh yang dapat menjadi bukti eksistensi kerajaan Islam ini di masa silam. Kesembilan peninggalan sejarah tersebut ada yang berupa bangunan, ada pula yang berupa benda arsitektur. Berikut ini gambar dan penjelasan dari masing-masingnya.

1. Masjid Baiturrahman


Masjid Baiturrahman adalah masjid peninggalan kerajaan Aceh yang dibangun pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda di tahun 1612 Masehi. Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini pernah dibakar oleh Belanda pada saat agresi militer Belanda 2. Namun, untuk meredam amarah para pejuang Aceh, Belanda kemudian membangunnya kembali setelah selang 4 tahun. Saat tsunami yang menimpa Aceh di tahun 2004, masjid ini juga menjadi pelindung bagi masyarakat Aceh dari hempasan gelombang laut.

2. Taman Sari Gunongan




Taman Sari Gunongan adalah sebuah taman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Taman tersebut adalah suatu bentuk hadiah yang diberikan Sultan kepada Putri Boyongan dari Kerajaan Pahang yang sangat dikaguminya. Peninggalan kerajaan Aceh ini sekarang menjadi salah satu objek wisata sejarah yang sering dikunjungi masyarakat Aceh ketika akhir pekan tiba.
3. Masjid Indrapuri



Masjid Indrapuri adalah sebuah masjid tua yang dahulunya merupakan benteng kerajaan Hindu yang berkuasa atas tanah Aceh, yaitu Kerajaan Lamuri. Pada sekitar tahun 1300 Masehi, pengaruh Islam yang masuk ke Aceh membuat benteng ini kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah masjid. Alih fungsi tersebut dilakukan pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Adapun keunikan dari masjid ini terletak pada bangunannya yang berbentuk persegi sama sisi.

4. Benteng Indra Prata


Peninggalan Kerajaan Aceh selanjutnya adalah sebuah benteng yang terletak di pesisir pantai Aceh. Benteng ini sebetulnya dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yakni kerajaan Hindu yang menguasai Aceh sebelum adanya pengaruh Islam. Namun, karena fungsinya yang cukup vital bagi pertahanan laut, Sultan Iskandar Muda tidak berniat menghancurkan atau mengalihkan fungsinya. Beliau justru tetap menjaga bangunan ini sehingga tetap lestari sampai sekarang.


Pada masa penjajahan Portugis, benteng ini juga menjadi saksi pertempuran pasukan yang dipimpin Laksamana Malahayati dengan penjajah Portugis yang datang menyerang Aceh. Laksamana Malahayati sendiri adalah laksamana perempuan kerajaan Aceh yang juga menjadi laksamana perempuan pertama di dunia.
5. Pinto Khop



Pintu khop adalah bangunan peninggalan kerajaan Aceh yang dahulunya difungsikan sebagai pintu masuk menuju taman Putroe Phang. Pintu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini terletak di Kelurahan Suka Ramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Yang unik dari bangunan ini adalah bentuk atapnya yang menyerupai kubah. Di dalamnya juga terdapat tempat beristirahat yang dulunya digunakan oleh Putri Pahang ketika selesai berenang. Letak pintu ini pun tidak jauh dari Taman Sari Gunongan.
6. Meriam Kesultanan Aceh


Kesultanan Aceh juga meninggalkan beberapa senjata bersejarah, yang salah satunya adalah meriam yang kini terdapat di pelataran benteng Indra Prata. Meriam tempur ini diketahui adalah hasil buatan masyarakat Aceh sendiri. Pada masa pemerintahan Sultan Salim II atas Kerajaan Turki Usmani, sultan Aceh meminta pengiriman teknis senjata dari Kesultanan Turki agar diajarkan cara membuat meriam dari kuningan. Meriam-meriam inilah hasilnya.
7. Makam Sultan Iskandar Muda



Sultan Iskandar Muda adalah pemimpin kerajaan Aceh yang paling tersohor. Di bawah kepemimpinannya, Aceh mengalami masa-masa kejayaan. Tak heran bila kemudian, ketika wafat, Sang Sultan dimakamkan dengan cara yang istimewa. Makam Sultan dihiasi dengan kaligrafi pada batu nisannya yang terbuat dari marmer. Makam ini juga dianggap sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Aceh.
8. Uang Emas



Kerajaan Aceh memiliki posisi yang sangat Strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pedagang dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Aceh untuk melakukan aktivitas jual beli. Untuk mendukung aktivitas tersebut, kerajaan Aceh kemudian membuat mata uangnya sendiri yang disebut Dirham Aceh.

Dirham Aceh adalah uang logam yang terbuat dari 70% emas murni yang dilengkapi nama sultan yang berkuasa pada cetakannya. Uang kuno ini sekarang banyak diburu oleh para kolektor numismatik. Beberapa di antaranya tersimpan rapi di dalam etalase Museum Aceh.
9. Hikayat Prang Sabi



Hikayat Prang Sabi adalah sebuah karya sastra yang berisi tentang petuah, nasehat, ajakan, dan seruan bagi seluruh masyarakat Aceh untuk berjihad melawan para penjajah dan menegakan agama Alloh di bumi Rencong. Hikayat Prang Sabi yang asli tercatat dalam sebuah kitab kuno yang kini disimpan di Museum Aceh.

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :

Selasa, 22 Agustus 2017

Soal Materi Sekolah Silsilah Kerajaan di Indonesia beserta Peninggalannya (Lengkap)

Tags
1.     KERAJAAN KUTAI (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti atau batu tertulis
·        Prasasti Mulawarnan
Silsilah Raja :
·        Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
·        Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
·        Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
·        Maharaja Marawijaya Warman
·        Maharaja Gajayana Warman
·        Maharaja Tungga Warman
·        Maharaja Jayanaga Warman
·        Maharaja Nalasinga Warman
·        Maharaja Nala Parana Tungga
·        Maharaja Gadingga Warman Dewa
·        Maharaja Indra Warman Dewa
·        Maharaja Sangga Warman Dewa
·        Maharaja Candrawarman
·        Maharaja Sri Langka Dewa
·        Maharaja Guna Parana Dewa
·        Maharaja Wijaya Warman
·        Maharaja Sri Aji Dewa
·        Maharaja Mulia Putera
·        Maharaja Nala Pandita
·        Maharaja Indra Paruta Dewa
·        Maharaja Dharma Setia
Peninggalan-peninggalan :
·        Tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman;
·        Kalung Cina yang terbuat dari emas
·        Satu Arca Bulus
·        Dua belas Arca Batu
2.     KERAJAAN TARUMANEGARA (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti Ciaruteun (Bogor) 
·        Prasasti Jambu (Bogor)
·        Prasasti Kebon Kopi (Bogor) 
·        Prasasti Pasir Awi (Bogor) )
·        Prasasti Muara Cianten (Bogor)
·        Prasasti Cidanghiang atau Lebak (Banten)
·        Prasasti Tugu (Jakarta)
Silsilah Raja :
·        Jayasingawarman (358 - 382)
·        Dharmayawarman (382 - 395 M)
·        Purnawarman (395 - 434 M)
·        Wisnuwarman (434-455)
·        Indrawarman (455-515)
·        Candrawarman (515-535 M)
·        Suryawarman (535 - 561 M)
·        Kertawarman (561-628)
·        Sudhawarman (628-639)
·        Hariwangsawarman (639-640)
·        Nagajayawarman (640-666)
·        Linggawarman (666-669)
·        TARUSBAWA (669 – 723 M)
Peninggalan-peninggalan :
·        Arca Rajasi
·        Arca Wisnu Cibuaya I
·        Arca Wisnu Cibuaya II

3.     KERAJAAN MATARAM (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti Canggal
·        Prasasti Sojomerto
·        Prasasti Tuk Mas
·        Prasasti Kelurak
·        Prasasti Kalasan
·        Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M)
·        Prasasti Sangkhara
·        Prasasti Ratu Boko (856 M)
Silsilah Raja :
·        Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
·        Sri Maharaja Rakai Panangkaran
·        Sri Maharaja Rakai Pananggalan
·        Sri Maharaja Rakai Warak
·        Sri Maharaja Rakai Garung
·        Sri Maharaja Rakai Pikatan
·        Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
·        Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
·        Sri Maharaja Rakai Dyah Belitung
·        Sri Maharaja Rakai Daksa
·        Sri Maharaja Rakai Dyah Tulodhong
·        Sri Maharaja Rakai Dyah Wawa
Peninggalan-peninggalan :
·        Candi Prambanan
·        Komplek Candi Dieng
·        Candi Plaosan
·        Arca Raja Airlangga
·        Candi Gedong Songo
·        Candi Bima
·        Candi Sambisari
·        Kelompok Candi Loro Jonggrang (Prambanan)
4.     KERAJAAN KEDIRI (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti Malengga (1052 M)
·        Tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M)
·        Prasasti sirah Keting (1104 M)
·        Prasasti Jaring (1181 M)
·        Prasasti Kamulan (1194 M)
Silsilah Raja :
·        Samarawijaya (1042-....)
·        Linggajaya (1052)
·        Jayawarsa (1104)
·        Bameswara (1117-1130)
·        Jayabhaya (1135-1159)
·        Sarweswara (1159-1169)
·        Aryeswara (1169-1171)
·        Gandra (1171-1182)
·        Kameswara (1185)
·        Kertajaya (1195-1222)
Peninggalan Kerajaan Kediri :
·        Prasasti di daerah Tulungagung dan Kertosono
5.     KERAJAAN SINGOSARI (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti Mula Malurung
·        Prasasti Manjusri
·        Prasasti Singasari
·        Prasasti Wurare
Silsilah Raja :
·        Ken Arok (1222–1227)
·        Anusapati (1227–1248)
·        Tohjoyo (1248)
·        Ranggawuni atau Wisnuwardhana (1248–1268)
·        Kertanegara (1268–-1292)
Peninggalan-peninggalan :
·        Kitab Pararaton
·        Kitab Negarakertagama
·        Candi Kidal
·        Candi Jago
·        Candi Singosari
·        Candi Jawi
6.     KERAJAAN MAJAPAHIT (HINDU)
Prasasti :
·        Prasasti Kudadu (1294 M)
·        Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M)
·        Prasasti Waringin Pitu (1447 M)
·        Prasasti Canggu (1358 M) 
·        Prasasti Karang Bogem (1387 M)
·        Prasasti Katiden I (1392 M)
·        Prasasti Alasantan (939 M)
·        Prasasti Kamban (941 M)
·        Prasasti Hara-hara (Trowulan VI) (966 M).
·        Prasasti Wurare (1289 M)
·        Prasasti Maribong (Trowulan II) (1264 M)
·        Prasasti Canggu (Trowulan I)
Silsilah Raja :
·        Raja Jayanegara (1309-1328)
·        Tribueana Tunggadewi (1328-1350)
·        Hayam Wuruk
·        Wikramawardhana
·        Suhita
·        Kertawijaya
·        Rajasa Wardhana
·        Purwawisesa
·        Brawijaya V
Peninggalan Kerajaan Majapahit :
·        Candi Wringin Lawang
·        Candi Brahu
·        Candi Gentong
·        Candi Tikus
·        Candi Bajang Ratu
·        Candi Kedaton
·        Candi Minak
·        Candi Grinting
·        Pendopo Agung
·        Kolam Segaran
·        Situs Lantai Segi Enam
·        Alun-Alun Watu Umpak
·        Makam Putri Campa
·        Makam Troloyo
·        Siti Inggil
·        Candi Panataran, terletak di Blitar.
·        Candi Sawentar, terletak di Blitar.
·        Candi Sukuh, terletak di Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.
·        Candi Ceta, terletak di Karanganyar
  
7.     KERAJAAN MEDANG KAMULAN
Prasasti :
·        Prasasti Tangeran (933 M)
·        Prasasti Bangil
·        Prasasti Lor (939 M)
·        Prasasti Kalkuta
Silsilah Raja :
·        Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang
·        Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra
·        Rakai Panunggalan alias Dharanindra
·        Rakai Warak alias Samaragrawira
·        Rakai Garung alias Samaratungga
·        Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
·        Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
·        Rakai Watuhumalang
·        Rakai Watukura Dyah Balitung
·        Mpu Daksa
·        Rakai Layang Dyah Tulodong
·        Rakai Sumba Dyah Wawa
·        Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
·        Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
·        Makuthawangsawardhana
·        Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Medang berakhir
Peninggalan-peninggalan :
·        Candi Sumbernanas
·        Candi Songgoriti
·        Candi Gunung Gangsir
·        Candi Lor (Anjuk Landang)
·        Candi Pucangan
·        Candi Belahan

8.     KERAJAAN KAHURIPAN
Prasasti :
·        Prasasti Pucangan (1006)
·        Prasasti Cane (1021)
·        Prasasti Terep (1032)
·        Prasasti Kamalagyan (1037)
·        Prasasti Pamwatan (1042)
Silsilah Raja :
·        Airlangga (1019-1045)
Peninggalan-peninggalan Kerajaan kahuripan :
·        Arca Airlangga
·        Candi Belahan
·        Arca Dewi Kilisuci
·        Candi Tegawangi
9.     KERAJAAN SRIWIJAYA (BUDDHA)
Prasasti :
·        Prasasti Ligor
·        Prasasti Palas Pasemah
·        Prasasti Leiden
·        Prasasti Kota Kapur
·        Prasasti Kedukan Bukit
·        Prasasti Hujung Langit
·        Prasasti Talang Tuwo
·        Prasasti Telaga Batu
·        Prasasti Karang Birahi
Silsilah Raja :
·         Dapunta Hyang Sri Jayanaga (683 M)
·        Indravarman (702 M)
·        Rudra Vikraman atau Lieou-t`eng-wei-kong (728 M)
·        Dharmasetu (790 M)
·        Wisnu (795 M)
·        Samaratungga (792 M)
·        Balaputra Sri Kaluhunan (Balaputradewa) (835 M)
·        Sri Udayadityawarman (960 M)
·        Sri Wuja atau Sri Udayadityan (961 M)
·        Hsiae-she (980 M)
·        Sri Cudamaniwarmadewa (988 M)
·        Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)
·        Sumatrabhumi (1017 M)
·        Sri Sanggramawijayottunggawarman (1025)
·        Sri Deva (1028 M)
·        Sri Maharaja (1156 M)
·        Trailokaraja Maulibhusana Varmadeva (1178 M)
·        Parameswara
Peningggalan-peningggalan :
·        Candi Muara Takus
·        Archa Budha
·        Kelompok Candi Gunung Tua
·        Candi Portibi.
·        Percandian Muara Jambi
10.                        KERAJAAN PAJAJARAN
Prasati :
·        Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi
·        Prasasti Kawali, Ciamis
·        Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
·        Prasasti Horren
·        Prasasti Citati Cibadak (1030 M)
·        Prasasti Astana Gede
·        Prasasti Batutulis Bogor (1333 M)
Silsilah Raja :
·        Sri Baduga Majaraja (Prabu Siliwangi), (1482 -1521)
·        Surawisesa, (1521-1535)
·        Ratu Dewata, (1535-1543)
·        Ratu Sakti, (1543-1551)
·        Ratu Nilakendra, (1551-1567)
·        Raga Mulya,(1567-1579)
Peninggalan-peninggalan :
·        7 buah prasasti
11.                         KERAJAAN DEMAK (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Raden Patah (1478 - 1518)
·        Pati Unus ( 1518 - 1521 M )
·        Sultan Trenggono ( 1521 – 1546)
Peninggalan-peninggalan :
·        Masjid Agung Demak
·        Soko Majapahit
·        Pawestren
·        Surya Majapahit
·        Maksurah
·        Pintu Bledeg
·        Mihrab atau tempat pengimaman
·        Dampar Kencana
·        Soko Tatal / Soko Guru
·        Situs Kolam Wudlu
·        Menara
12.                         KERAJAAN PANJANG
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Jaka Tingkir, dikenal juga sebagai Sultan Hadiwijoyo (1561 – 1575
·        Arya Pangiri, bergelar Sultan Ngawantipuro (1583 - 1586)
·        Pangeran Benawa, bergelar Sultan Prabuwijoyo (1586 - 1587)
Peninggalan-peninggalan :
·        Masjid Leweyan
·        Makam Ki Ageng Henis
·        Batik di daerah Laweyan
13.                         KERAJAAN MATARAM ISLAM (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Ki Ageng Pamanahan (menerima tanah perdikan Mataram dari Jaka Tingkir)
·        Panembahan Senopati (Raden Sutawijaya) (1587 - 1601)
·        Panembahan Hanyakrawati (Raden Mas Jolang) (1601 - 1613)
·        Adipati Martapura (1613 selama satu hari)
·        Sultan Agung (Raden Mas Rangsang / Prabu Hanyakrakusuma) (1613 - 1645)
·        Amangkurat I (Sinuhun Tegal Arum) (1645 - 1677)
Peninggalan-peninggalan :
·        Situs Kerto
·        Pasar Kotagede
·        Kompleks Makam Pendiri Kerajaan
·        Masjid Kotagede
·        Rumah Tradisional
·        Kedhaton
·        Reruntuhan Benteng
14.                        KERAJAAN BANTEN (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Sultan Hasanudin
·        Maulana Yusuf
·        Maulana Muhammad
·        Pangeran Ratu
Peninggalan-peninggalan :
·        Benteng
·        Keraton kaibon (Banten)
15.                        KERAJAAN KALINGGA (HINDU)
Prasasti :
·        Prasati Tukmas
·        Prasasti Sojomerto
Silsilah Raja :
·        Ratu Simo
Peninggalan :
·        Dua buah prasasti
16.                         KERAJAAN SAMUDRA PASAI (ISLAM)
Prasasti :
·        Prasasti Minye Tujoh
Silsilah Raja :
·        Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
·        Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
·        Sultan Ahmad Laidkudzahi
·        Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M)
·        Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)
Peninggalan :
·        Batu-batu nisan kuno berkaligrafi Arab di Komplek Makam Raja-Raja Samudera Pasai;
·        Mata uang emas (Dirham)
·        Inskripsi kuno dari Kerajaan Islam di SumateraJawa dan Kalimantan
·        Batu Nisan Sultan Malik As Salih
·        Catatan Ibnu Batutah
·        Bekas kerajaan yang terletak di sebelah timur Lhokseumawe
·        Cakra Donya
17.                         KERAJAAN ACEH (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·       Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
·       Sultan Salahuddin (1528-1537).
·       Sultan Ala‘ al-Din al-Kahhar (1537-1568).
·       Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575)
·       Sultan Muda (1575)
·       Sultan Sri Alam (1575-1576).
·       Sultan Zain al-Abidin (1576-1577).
·       Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589)
·       Sultan Buyong (1589-1596)
·       Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604).
·       Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
·       Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636).
·       Iskandar Thani (1636-1641).
·       Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675).
·       Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)
·       Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)
·       Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699)
·       Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)
·       Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
·       Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)
·       Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)
·       Sultan Syams al-Alam (1726-1727)
·       Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)
·       Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)
·       Sultan Mahmud Syah (1760-1781)
·       Sultan Badr al-Din (1781-1785)
·       Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
·       Alauddin Muhammad Daud Syah.
·       Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)
·       Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)
·       Sultan Muhammad Syah (1824-1838)
·       Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)
·       Sultan Mansur Syah (1857-1870)
·       Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
·       Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)
Peninggalan-peninggalan :
·        Masjid Raya Baiturrahman
·        Gunongan
·        Lonceng Cakra Donya
·        Kherkoff Peucut
·        Benteng Indra Patra
·        Rumoh Aceh
·        Pesawat Seulawah Agam
·        Makam Raja Aceh
·        Lukisan Raja (Sultan Iskandar Muda)
·        Makam Syah Kuala
18.                        KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Kolano Syahjati alias Muhammad Nakil bin Jaffar Assidiq
·        Kolano Bosamawange
·        Kolano Syuhud alias Subu
·        Kolano Balibunga
·        Kolano Duko adoya
·        Kolano Kie Matiti
·        Kolano Seli
·        Kolano Matagena
·        Kolano Nuruddin   (1334-1372)
·        Kolano Hasan Syah  (1372-1405)
·        Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin  (1495-1512)
·        Sultan Al Mansur   (1512-1526) ::::::::::: Pusat pemerintahan di Kadato (Istana) Sela Waring di Rum
·        Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnaen (1526-1535)
·        Sultan Kiyai Mansur  (1535-1569)
·        Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
·        Sultan Gapi Baguna  (1586 -1600)
·        Sultan Mole Majimo alias Zainuddin  (1600-1626)
·        Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-1631) memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Biji Negara di Toloa.
·        Sultan Gorontalo alias Saiduddin (1631-1642)
·        Sultan Saidi  (1642-1653)
·        Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-1657
·        Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674) ::::::::: memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Salero, di Limau Timore (Soasio)
·        Sultan Hamzah Fahruddin  (1674-1705)
·        Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
·        Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
·        Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728 – 1757)
·        Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin   1757 – 1779
·        Sultan Patra Alam  (1780-1783)
·        Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
·        Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati, Nuku  (1797-1805)
·        Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
·        Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
·        Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856) Pembangunan Kadato Kie
·        Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
·        Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
·        Sultan Achmad Kawiyuddin Alting Alias Shah Juan (1894-1906) Setelah wafat, terjadi Masa awal konflik internal, (Kadato kie dihancurkan) hingga vakumnya kekuasaan.
·        Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1967) pasca wafat, vakumnya kekuasaan.
·        Sultan Hi. Djafar Syah (1999 – 2012) Pembangunan Kadato Kie kembali
Peninggalan-peninggalan :
·        Kompleks Istana, Masjid dan Makam Kesultanan Ternate
·        Majid Sultan Ternate
·        Istana Sultan Ternate
·        Koleksi Istana Kesultanan Ternate
19.                         KERAJAAN GOA DAN TALLO (ISLAM)
Prasasti :
·        -
Silsilah Raja :
·        Karaeng Matoaya (Tallo)
·        Daeng Manrabia (Goa)
·        Sultan Hasanudin (Goa-Tallo)
Peninggalan-peninggalan :
·        Benteng Art Deco
·        Pelabuhan Paotere
·        Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang)
·        Museum La Galigo
·        Batu Pallantikan atau Batu Tamalate
·        Sumur Pendeta (Bungung Bissu)
·        Kompleks Makam Katangka
·        Mesjid Katangka
·        Makam Syekh Yusuf
·        Benteng Tallo
·        Makam Raja-raja Tallo di Ujung Tanah
·        Benteng Panakukang

·        Benteng Somba Opu

Terima Kasih Telah Membaca Postingan Ini, semoga bermanfaat! BACA JUGA :